Selasa, 28 September 2010

PIO ( Psikologi Industri Organisasi )

Psikologi Industri dan Organisasi (PIO) merupakan salah satu cabang dari ilmu psikologi. Seperti yang sudah kita ketahui bahwa psikologi sendiri adalah ilmu yang mempelajari perilaku dan proses mental manusia. Sementara psikologi industri adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam setting kerja. PIO sendiri merupakan ilmu terapan sama halnya dengan psikologi klinis, psikologi militer, dan psikologi penerbang.

1. Definisi

a. Definisi PIO menurut Munsterberg (dalam Berry 1988)

“Psikologi industri dan organisasi (I/O) adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam dunia kerja.”

b. Definisi PIO menurut Munandar (2001)

“ Psikologi industri dan organisasi (I/O ) adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam perannya sebagai tenaga kerja dan sebagai konsumen, baik secara perorangan maupun secara kelompok, dengan maksud agar temuannya dapat diterapkan dalam industri dan organisasi untuk kepentingan dan kemanfaatan bersama.”

c. Definisi PIO menurut Guion ( dikutip dalam Muchinsky, 1983 )

“Industrial and organization psychology is the scientific study of the relationship between man and the world at work; the study of adjustment people make to the places they go, the people they meet and the things they do in the process of making a living”.

d. Definisi PIO

“Industrial/Organizational (I/O) psychology is the branch of psychology that is concerned with the study of behavior in work settings and the application of psychology principles to change work behavior”.

e. Definisi PIO menurut Blum dan taylor (1968)

Psikologi Industri Organisasi sebagai, “… simply the application or extension of psychological facts and principles to the problem concerning human being operating within the context of business and industry”.

f. Definisi PIO menurut Society of Industrial and Organizational Psychology (SIOP, APA Division 4)

“Industrial/Organizational (I/O) psychology is both the study of behavior in organizational and work setting and application of the methods, facts, and principle og psychology to individual and groups in organizational and work settings.”

Jumat, 24 September 2010

OBSERVASI ( Psikodiagnostika II )

Its Psychodiagnostics time with my big brother !!! haha ...

                               OBSERVASI

Okay .. Masuk semester V di Fakultas Psikologi UNPAD nih.. hehehe ..
Kali ini accir coba tulis beberapa hal mengenai OBSERVASI, diantaranya definisi observasi, hal yang dibutuhkan untuk melakukan observasi, kegunaan observasi, juga teknik observasi.


********************************************************************************************

MIND MAP ABOUT OBSERVASI


Penjelasan

1.      Definisi Observasi

a.       Menurut Poerwandari (2007), pengertian observasi adalah:
Observasi adalah suatu aktivitas dalam mengenal tingkah laku individu dan biasanya diakhiri dengan mencatat hal-hal yang penting dan merupakan studi yang dilakukan dengan sengaja dan secara sistematis melalui proses pengamatan atau gejala-gejala spontan yang terjadi pada saat itu.
Ø  Dr. Kristi Poerwandari adalah Ketua Program Studi Kajian Wanita (Program Studi Kajian Gender) Program Pascasarjana Universitas Indonesia (PSKW UI). Ia mengemukakan pengertian tentang observasi dalam bukunya yang berjudul Pendekatan kualitatif dalam penelitian psikologi. Terbitan tahun 2007, Depok : LPSP3. Fakultas Psikologi. Universitas Indonesia.
Ø  Tujuan dan setting observasi yang dimaksud dalam pengertian diatas adalah sebagai berikut:
-  Tujuan observasi adalah untuk mengumpulkan data esensial dalam penelitian, terutama dalam penelitian dengan pendekatan kualitatif.
-  Observasi yang dimaksud dalam hal ini dilakukan dalam setting penelitian psikologis, yang dapat berlangsung dalam konteks laboratorium (eksperimental) maupun dalam konteks alamiah.
Sumber :
(diunduh tanggal: 20 september 2010, pukul 19.08)
b.      Menurut Nurhusni Atmanegara (2008) dalam penelitiannya yang berjudul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Tematik pada Pelajaran IPA Kelas II SD Muhammadiyah Negeri Sukonandi Yogyakarta Kecamatan Umbulharjo Yogyakarta”  :
Metode observasi adalah kegiatan pemusatan perhatian terhadap satu objek dengan menggunakan selruh alat indera.
Ø  Tujuan dan setting observasi yang dimaksud dalam pengertian diatas adalah sebagai berikut:
-  Tujuan observasi dalam penelitiannya adalah untuk mendapatkan gambaran awal tentang pembelajaran tematik.
-  Dalam penelitian ini, teknik observasi yang digunakan adalah teknik observasi sistematis, yaitu observasi yang dilakuakan dengan menggunakan pedoman instrumen sebagai pengamatan.
-  Observasi yang dilakukan dalam penelitiannya digunakan dalam setting Penelitian Tindakan Kelas Kolaboratif dimana peneliti melakukan observasi dalam kegiatan pembelajaran guru dan siswa di kelas. Setting penelitiannya dilakukan di lingkungan kelas tempat subjek melakukan kegiatan pembelajaran.
Sumber:
(diunduh tanggal: 19 september 2010, pukul 04.12)
c.       Definisi observasi menurut Banister (1994)
Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul , dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut.
Sebagai metode yang paling dasar dan paling tua, dasar karena dalam setiap aktivitas psikologi ada aspek observasi
Semua bentuk penelitian kualitatif dan kuantitatif mengandung aspek obsevasi
Dapat berlangsung dalam konteks laboratorium (eksperimental) maupun dalam konteks alamiah.
Sumber :
(diunduh tanggal: 8 september: 13.09)
d.      Definisi observasi menurut Weick (1986)
An observational method is defined as the selection, provocation, recording and encoding of that set of behaviours and setting concerning organism ‘insitu’ which is consisten with empirical aims”.
Sumber :
·         diktat psikologi diagnostika VII

e.       Definisi observasi lainnya :
·         Observasi atau pengamatan merupakan salah satu teknik pengumpulan data/fakta yang cukup efektif untuk mempelajari suatu sistem. Observasi adalah pengamatan langsung para pembuat keputusan berikut lingkungan fisiknya dan atau pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang berjalan.
Sumber :  
( diunduh 8 September 2010, pukul 23.00)
·         Metode observasi merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati perilaku manusia baik dalam lingkup natural maupun khusus (perilaku merupakan manifestasi dari kepribadian, emosi, tingkat IQ).
Sumber :
(diunduh 8 September 2010, pukul 23.00)

2.      Hal yang dibutuhkan untuk melakukan observasi
Menurut Rummel merumuskan petujuk-petunjuk penting yang dibutuhkan untuk bisa melakukan observasi, yaitu:
a)         Mengetahui/memperoleh pengetahuan mengenai hal yang akan diobservasi
Penyelidik dapat mengobservasi dan mengingat-ingat lebih banyak sifat-sifat khusus dari sesuatu jika dia telah mempunyai pengetahuan lebih dahulu tentang apa yang akan diobservasi dan jenis fenomena-fenomena apa yang perlu dicatat.
b)        Menentukan tujuan umum dan tujuan khusus
Selidiki tujuan-tujuan yang umum maupun khusus dari masalah-masalah penelitian untuk menentukan apa yang harus diobservasi. Perumusan masalah dan aspek-aspek khusus dari penyelidikan akan menentukan apa yang harus diobservasi. Selidiki secara mendalam dan gunakan penyelidikan-peyelidikan yang terdahulu yang mempunyai hubungan dengan problematik penelitian yang akan dilakukan untuk memperoleh petunjuk-petunjuk tentang apa yang diobservasi dan dicatat.
c)         Membuat tata cara observasi (metode dan alat)
Buatlah suatu cara untuk mencatat hasil-hasil observasi. Tetapkan lebih dahulu simbol-simbol statistik atau rumusan-rumusan deskriptif yang akan digunakan untuk mencatat hasil-hasil observasi. Cara ini akan menghemat waktu dan menyeragamkan tata kerja observasi yang dilakukan terhadap banyak peristiwa. Banyak orang merasa perlu mencatat-catat hasil observasi, tetapi tidak berhasil untuk melakukan itu karena ketiadaan cara pencatatn yang efisien. Untuk mencatat hasil observasi umumnya digunakan check list. Check list akan menghemat pencatatan sampai minimal dan jika dibuat secara cermat akan memungkinkan penyelidik mencatat secara teliti unsur-unsur khusus dari gejala yang akan diselidiki.
d)        Membatasi dengan tegas hal-hal yang akan diobservasi
Adakan dan batasai dengan tegas macam-macam tingkat kategori yang akan digunakan, kecuali mencatat jumlah frekuensi dari suatu jenis tingkah laku, kerapkali perlu sekali penyelidik mengetahui besar kecilnya jenis tingkah laku yang muncul.
e)        Melakukan observasi dengan secermat-cermatnya.
f)          Membuat hasil catatan-catatan/observasi.
g)         Memahami pencatatan dan penggunaan alat.
Sumber:
(diunduh tanggal: 8 september 2010, pukul: 14.32)
Selain itu, menurut Prof. Drs. Sutrisno Hadi, MA. , (2004)untuk memperoleh data-data melalui proses observasi, dibutuhkan instrumen-instrumen observasi, antara lain sebagai berikut :
1.       Pedoman Observasi
Pedoman observasi merupakan garis-garis besar atau butir-butir umum kegiatan yang akan diobservasi.
2.       Check List
o   adalah suatu daftar yang berisi nama-nama subyek dan faktor-faktor yang hendak diteliti.
o   Ada bermacam-macam aspek perbuatan yang dicantumkan & peneliti tinggal memberikan tanda-tanda cek (√) secara cepat dan obyektif tentang ada tidaknya aspek perbuatan yang tercantum dalam list.
o   Check list dimaksudkan untuk mensistematikan catatan observasi. Dengan check list ini lebih dapat dijamin bahwa penyelidik mencatat tiap-tiap kejadian yang telah ditetapkan hendak diselidiki.
3.       Skala Penilaian (Rating Scale)
o   Rating scale adalah pencatatan gejala menurut tingkat-tingkatnya
o   Rating scale umumnya terdiri dari suatu daftar yang berisi ciri-ciri tingkah laku yang harus dicatat secara bertingkat.
o   Observer diminta mencatat pada tingkat yang bagaimana suatu gejala atau ciri tingkah laku timbul.
o   Rating scale ini sangat populer karena pencatatanya sangat mudah, dan relatif menunjukkan keseragaman antara pencatat dan sangat mudah untuk dianalisis secara statistik.
o   Rating scale mempunyai kesamaan dengan ckeck list. Observer tinggal member tanda-tanda tertentu dan mengecek pada tingkat-tingkat tingkah laku tertantu. Dengan cara ini deskripsi yang panjang lebar tidak diperlukan, dan waktu sangat dihemat oleh karenanya.
4.       Catatan Anekdot (Anecdotal Records)
o   Anecdotal records atau catatan anekdot biasa disebut Daftar Riwayat Kelakuan, merupakan catatan-catatan yang dibuat mengenai tingkah laku luar biasa (typical behaviour)
o   catatan anekdot harus dibuat secepatnya  setelah terjadi peristiwa-peristiwa istimewa
o   Sayangnya memakan waktu yang sangat panjang.
5.       Alat-alat Mekanik (Mechanical Devices)
Perkembangan alat-alat optik yang maju memungkinkan observer menggunakan fotografi atau motion picture untuk meneliti tingkah laku orang. Keuntungannya, antara lain :
          Dapat diputar/dilihat kembali setiap kali dibutuhkan
          Dapat diputar lebih lambat sehingga memungkinkan analisis yang teliti tentang tingkah laku manusia, hal mana belum tentu dapat dilakukan dengan kegiatan normal.
          Memberikan bahan-bahan berharga untuk mengembangkan problem-problem dalam pengamatan
          Sebagai alat untuk melatih observer memperbaiki kecermatan dan ketelitian observasinya.
Sumber :
·           bk2009.files.wordpress.com/2010/06/obsv-ppt.ppt)
(diunduh tanggal: 8 september 2010, pukul: 14.32)
3.      Kegunaan Observasi

3.1  Kegunaan observasi dalam psikodiagnostika, yaitu :
a.     Keperluan asesmen awal
b.    Menentukan kekuatan observee dan menggunakannya untuk meningkatkan hal-hal  yang masih lemah
c.     Dasar merancang rencana individual
d.    Dasar dari titik awal kemajuan klien
e.     Mengetahui perkembangan anak pada area tertentu
f.     Untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan anak
g.    Bahan untuk memberi laporan kepada orang tua, guru, dokter, dan profesi lain
h.    Informasi status anak/remaja di sekolah untuk keperluan BK
i.      Informasi status klien klinis (di rumah sakit jiwa)
Sumber :
(diunduh tanggal: 8 september: 13.09)

3.2  Kegunaan observasi bagi psikolog, yaitu :
a.    Untuk keperluan asesmen awal. Dilakukan di luar ruang konseling, misalnya: ruang tunggu, halaman, ruang kelas, ruang bermain.
b.    Untuk menentukan kelebihan dan kelemahan observe dan menggunakan kelebihan tersebut untuk meningkatkan kelemahan klien.
c.     Untuk merancang rencana individual (individual plan) bagi klien berdasarkan kebutuhan.
d.    Sebagai dasar/titik awal dari kemajuan klien. Dari beberapa kali pertemuan yang dilakukan psikolog dapa mengetahui kemajuan yang dicapai klien.
e.    Untuk mengetahui perkembangan anak pada tahap tertentu.
f.     Untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan klien.
g.    Digunakan dalam memberi laporan pada orang tua, guru, dokter, dll.
h.    Sebagai informasi status anak/remaja (di sekolah) untuk keperluan bimbingan dan konseling.
Sumber:
(diunduh tanggal: 8 september 2010, pukul: 14.32)

3.3  Kegunaan observasi bagi peneliti dalam melakukan penelitian, yaitu :
a.    Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks dalam hal yang diteliti ada atau terjadi.
b.    Observasi memungkinkan peneliti untuk bersikap terbuka, berorientasi pada penemuan daripada pembuktian, dan mempertahankan pilihan untuk mendekati masalah secara induktif. Dengan berada dalam situasi lapangan yang nyata, kecenderungan untuk dipengaruhi berbagai konseptualis (yang ada sebelumnya) tentang topic yang diamati akan berkurang.
c.     Mengingat individu yang telah sepenuhnya terlibat dalam konteks hidupnya seringkali mengalami kesulitan merefleksikan pemikiran mereka tentang pengalamannya, observasi memungkinkan peneliti melihat hal-hal yang oleh pertisipan atau subjek peneliti sendiri kurang disadari.
d.    Observasi memungkinkan penelitian memperoleh data tentang hal-hal yang karena berbagai sebab tidak diungkap oleh subjek penelitian secara terbuka dalam wawancara.
e.    Jawaban terhadap pertanyaan akan diwarnai oleh persepsi selektif individu yang diwawancara. Berbeda dengan wawancara, observasi memungkinkan peneliti bergerak lebih jauh dari persepsi selektif yang ditampilkan subjek penelitian atau pihak-pihak lain.
f.     Observasi memungkinkan peneliti merefleksi dan bersikap introspektif terhadap penelitian yang dilakukannya. Impresi dan perasaan pengamat akan menjadi bagian dari data yang pada gilirannya dapat dimafaatkan untuk memahami fenomena yang diteliti.
Sumber:
(diunduh tanggal: 8 september 2010, pukul: 14.32)

3.4  Kegunaan observasi yang lain, diantaranya yaitu :
a.       Memperoleh gambaran dan pengetahuan serta pemahaman tentang klien melalui observasi
b.      Melengkapi hasil interview dalam psikotes
Sumber :
·         diktat psikodiagnostika VII
c.       Observasi ini juga bisa digunakan dalam area terapan sebagai berikut :
c.1 Psikologi klinis
-                      Identifikasi  simtom dari gangguan
-                      Identifikasi  tingkat gangguan
-                      Pendukung dalam proses konseling
-                      Evaluasi kemajuan terapi / konseling
-                      Pendukung dalam proses psikotes : projektif individual
Bersama-sama dengan wawancara pada in take interv. dan konseling
c.2 Psikologi perkembangan
-    Identifikasi kemunculan  gejala/simtom yang muncul dari gangguan/permasalahan perkembangan (khususnya anak)
-     Identifikasi  level  gangguan perkembangan
-     Identifikasi  tingkat  perkembangan anak
Evaluasi hasil terapi  atau intervensi pada anak
                        c.3 PIO
-    Studi ergonomika, contoh  penelitian tentang peralatan militer mungkin di simulasikan
-    Seleksi dan asesmen kepribadian,  ada intervensi perlakuan kemudian dilihat bagaimana perilaku peserta
-     Analisis jabatan, natural tanpa intervensi
-     Identifikasi kebutuhan training 
    Pemantauan perilaku dalam proses training (terutama out bound)
c.4 Bidang pendidikan
-     Penelitian studi kelayakan kebijakan pendidikan
-     Penelitian evaluasi kebijakan
-     Penelitian tindakan kelas oleh guru
-     Penilaian kemampuan mengajar
-     Evaluasi hasil belajar
-     Asesmen awal kemampuan siswa
-     Identifikasi permasalahan siswa: belajar dan pribadi
Sumber :
4.      Teknik Observasi
Menurut cara pelaksanaannya, teknik observasi bisa diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Observasi Partisipasif Vs. Non Partisipasif
2. Observasi Sistematis Vs. Non Sistematis
3. Observasi Eksperimental

A.    Observasi Partisipasif

-          Cara Observasi
Dalam observasi partisipasif, pengamat mempunyai dua peran yakni sebagai pengamat sekaligus sebagai bagian dari yang diamati. Situasi ini sangat memungkinkan timbulnya hubungan yang baik antara pengamat dan subjek sehingga pengamat dapat menggali lebih mendalam mengenai gejala yang diamati. Umumnya digunakan untuk setting penelitian yang bersifat eksploratif. Menyelidiki perilaku individu dalam situasi sosial seperti cara hidup, hubungan sosial dalam pabrik, penjara, dan lain-lain.
Contoh :
Seorang peneliti ingin  mempelajari perilaku apa saja yang dijalani oleh masyarakat suku Badui, maka ia melakukan observasinya dengan cara bertindak sebagai anggota dari suku Badui  tersebut (bisa secara terangterangan atau tersembunyi)

Observasi partisipasif dapat dibedakan dalam 3 hal, yakni:
(1) Partisipasi secara lengkap
Dalam arti peneliti menjadi anggota penuh dari kelompok yang diamati,
(2) Partisipasi secara fungsional
Yang berarti peneliti hanya ikut pada events tertentu dan terbatas sebagai pengamat
(3) Berpartisipasi sebagai pengamat
Yang dimaksud berpartisipasi sebagai pengamat yaitu antara peneliti dan subjek yang diteliti sama-sama mempunyai kepentingan, sehingga hubungan antara peneliti dan subjek bersifat terbuka, tahu sama tahu bahkan subjek yang diteliti menjadi sponsor penelitian.
           
-                Kegunaannya
o   Pengamatan partisipatif memungkinkan peneliti dapat berkomunikasi secara akrab dan leluasa dengan observe
o   Memungkinkan peneliti untuk bertanya secara lebih rinci dan detail terhadap hal-hal yang akan diteliti
-          Kerugian
o   Dalam hal bentuk pencatatan, tidak jarang penyelidik secara tidak sadar mencatat suatu kejadian sebagai fakta, padahal sebenarnya adalah interpretasi.
o   Bagaimana mengusahakan, mengatur, dan memelihara hubungan antara observer dan observee selalu merupakan persoalan yang sangat pelik dalam observasi partisipan, karena jika observer tidak dapat memelihara hubungan yang baik maka dapat terjadi adanya kecurigaan dari pihak observee dan juga memungkinkan situasi dalam masyarakat yang diselidiki menjadi tidak wajar.

Perlu diperhatikan :
q  Materi observasi disesuaikan dengan tujuan observasi
q  Waktu dan Bentuk pencatatan : segera setelah kejadian dg kata kunci. Kronologis – sistematis
q  Hubungan : mencegah kecurigaan, pendekatan yang baik dan menjaga situasi tetap wajar
q  Kedalaman partisipasi tergantung pada tujuan dan situasi


B.     Observasi non partisipan

Dalam observasi non partisipan, observer tidak berperan serta dalam objek atau gejala yang diamati. Perhatian observer terfokus pada bagaimana mengamati, merekam, memotret, mempelajari, mencatat gejala ataupun peristiwa yang diamati.
ü  Observasi non-partisipan dapat bersifat tertutup dalam arti tidak diketahui oleh subjek yang diteliti dan terbuka bila diketahui subjek yang diteliti.

C.    Observasi sistematis
-          Cara observasi
Teknik Observasi Sistematik dilakukan dengan cara menyusun kerangka yang memuat faktor-faktor yang telah di atur kategorisasinya lebih dahulu dan ciri-ciri khusus dari tiap-tiap faktor dalam kategori-kategori itu. Disebut juga observasi terstruktur, ada kerangka yang memuat factor-faktor dan ciri-ciri khusus dari setiap factor yang diamati. Pengertian sistematik dalam teknik ini ialah bahwa teknik observasi ini lebih menekankan pada segi frekuensi dan interval waktu tertentu (misalnya setiap 10 menit).
-          Contoh:
Guru yang sedang mengamati anak-anak menanam bunga. Disini sebelum guru melaksanakan observasi sudah membuat kategori-kategori yang akan diamati, misalnya tentang: kerajinan, kesiapan, kedisiplinan, ketangkasan, kerjasama dan kebersihan. Kemudian ketegori-kategori itu dicocokkan dengan tingkah laku murid dalam menanam bunga

-          Kegunaannya
o   Wilayah atau scope observasinya sendiri telah lebih dahulu dibatasi dengan tegas sesuai dengan tujuan dari penelitian, bukan situasi kehidupan masyarakat seperti pada observasi partisipan yang umumnya digunakan dalam penelitian eksploratif.
o   Parumusan-perumusan masalah yang hendak diselidiki pun sudah dikhususkan, misalnya hubungan antara pengikut, kerjasama dan persaingan prestasi belajar, dan sebagainya
o   Persoalan-persoalan yang telah dirumuskan secara teliti memungkinkan jawaban-jawaban, respon, atau reaksi yang dapat dicatat secara teliti pula.
o   Ketelitian yang tinggi pada prosedur observasi inilah yang memberikan kemungkinan pada penyelidik untuk mengadakan ‘kuantifikasi’ terhadap hasil-hasil penyelidikannya.
o   Jenis-jenis gejala atau tingkah laku tertentu yang timbuk dapat dihitung dan ditabulasikan. Ini akan sangat memudahkan pekerjaan analisa hasilnya nanti.
-          Kerugian
o   Dalam observasi sistematik hubungan observer dan observee mengajukan suatu persoalan yang pelik. Jika tidak dilakukan dibelakang ‘one way screen’. Observasi jenis ini menimbulkan masalah yang sama dengan observasi partisipasi untuk mengusahakan rapport yang baik.
o   Pertama-tama situasinya harus disiapkan sedemikian rupa sehingga para observee tidak berkeberatan menerima observer.
o   Dengan kesibukannya mengadakan pencatatan, menggunakan alat-alat, dan kesibukan-kesibukan lainnya, seorang observer tidak akan dapat menyembunyikan kenyataan-kenyataan sedang mengadakan penyelidikan. Kerena itu, mendapatkan kerjasama yang sebaik-baiknya dengan observee adalah syarat mutlak dalam observasi sistematik.
-          Teknik observasi partisipan paling cocok digunakan dalam setting penelitian deskriptif dimana teknik observasinya berlandaskan pada perumusan-perumusan khusus.

D.    Observasi Eksperimental (Test Situation)
o   Observasi dapat dilakukan dalam lingkup alamiah/natural ataupun dalam lingkup eksperimental.
o   Dalam observasi alamiah observer mengamati kejadian-kejadian, peristiwa-peristiwa, dan perilaku-perilaku observee dalam lingkup natural, yaitu kejadian, peristiwa, atau perilaku apa adanya tanpa adanya usaha untuk mengontrolnya.
o   Observasi eksperimental dipandang sebagai cara penyelidikan yang relatif murni menyelidiki pengaruh kondisi-kondisi tertentu terhadap tingkah laku manusia. Sebab faktor-faktor lain yang mempengaruhi tingkah laku observee telah dikontrol secermat-cermatnya sehingga tinggal satu-dua faktor untuk diamati bagaimana pengaruhnya terhadap dimensi-dimensi tertentu terhadap tingkah laku.
o   Observasi eksperimental adalah observasi yang dilakukan secara nonpartisipatif tetapi sistematis. Tujuannya untuk mengetahui atau melihat perubahan, gejala-gejala sebagai akibat dari situasi yang sengaja diadakan.
o   Contoh :
Dalam mengobservasi perilaku agresif anak-anak, bila keinginan mereka akan sesuatu tidak dipenuhi, maka kita akan merancang situasi tersebut di dalam tempat tertentu (di ruangan anak diperlihatkan banyak mainan, tetapi pada saat anak ingin mengambil mainan tersebut, maka peneliti mengambil mainan itu sehingga anak tidak bisa menjangkaunya) dan kemudian mengamati perilaku anak.
-          Cara observasi
o   Observer dihadapkan pada situasi perangsang yang dibuat seseragam mungkin untuk semua observee.
o   Situasi dibuat sedemikian rupa untuk memungkinkan variasi timbulnya tingkah laku yang akan diamati oleh observer.
o   Situasi sedemikian rupa sehingga observee tidak tahu maksud yang sebenarnya dari observasi.
o   Observer atau alat pencatat membuat catatan-catatan dengan teliti mengenai cara-cara observee mengadakan aksi reaksi, bukan hanya jumlah reaksi semata-mata.
-          Kegunaannya
o   Faktor-faktor yang tidak diinginkan dapat dikontrol atau dieliminasi
o   Secara umum metode ini paling efisien dan paling murah
-          Kelebihan dari teknik ini adalah, observer tidak perlu menunggu terlalu lama timbulnya suatu tingkah laku yang mungkin jarang muncul pada situasi normal. Observer sengaja menciptakan situasi agar kondisi yang diharapkan tersebut dapat muncul, misalnya reaksi stress.
-          Kerugian
o   Penelitiannya mungkin jauh dari kehidupan sehari-hari
-          Teknik observasi eksperimental paling cocok digunakan dalam setting penelitian experimental (laboratory).

Sumber :
·         Nawawi, H. 1999. Instumen Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University.
·         Nasution. 1998. Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES.
·         Wchsler, H., Reinhers, H.Z. 1986. Social Work Research in The Human Services. New York: Human Sciences Press.
·         Suprayogo, I. 2001. Metodologi Penelitian Sosial dan Agama. Bandung: PT. Remaja Roesda Karya.
(diunduh tanggal, 8 september 2010, pukul: 18.05)
·         D:\#data Adnan\0_dataku\0_Kuliah Psikologi\observasi true\RMK_Observasi.rtf 1
(diunduh Juli 2010)

 SEMOGA BERMANFAAT YAAAAA... :))